Merawat Kesehatan Mental Guru melalui “Polis” (Program Healing berbasis Literasi) - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 30 Nov 2023

Merawat Kesehatan Mental Guru melalui “Polis” (Program Healing berbasis Literasi)

Merawat Kesehatan Mental Guru melalui “Polis” (Program Healing berbasis Literasi)

Seputar Guru

Kartika Yunita Saputri, S.Pd., M.Pd

Kunjungi Profile
806x
Bagikan

Guru sebagai ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan mempunyai peran yang sentral dan vital. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, melatih, mengevaluasi, dan menilai murid pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk menjalankan peran dan tugas tersebut, guru seharusnya menguasai empat komptensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Supaya dapat melaksanakan tugas dengan optimal, seorang guru disamping harus mempunyai kesehatan fisik juga memiliki kesehatan mental yang prima. 

Kesehatan mental adalah kondisi yang terjadi sebagai hasil dari mental yang terorganisasikan dan berfungsi secara normal. Surya (2015:154) mengemukakan bahwa kesehatan mental adalah fungsi keseluruhan kepribadian secara penuh dan harmonis. Dalam kondisi mental yang sehat, potensi-potensi baik dalam diri seseorang terutama guru baik yang bersifat pembawaan maupun yang diperoleh dapat terekspresikan secara harmonis dan terarah pada satu tujuan. Ada enam faktor yang mempengaruhi kesehatan mental yaitu kondisi fisik, kepribadian, psiklogis, perkembangan, keagamaan, dan lingkungan (Surya, 2015:154). Kondisi fisik termasuk pembawaan, kepribadian meliputi konsep dan penerimaan diri, psikologis terkait kebiasaan dan sikap, perkembangan termasuk aspek intelektual dan emosional, keagaaman atau religi, serta lingkungan terkait kurikulum dan guru. Guru yang bermental sehat akan mampu mengekspresikan potensinya secara bebas tanpa ragu-ragu dan terkekang.

Isu kesehatan mental menjadi suatu yang fundamental karena disinggung oleh Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia saat pelaksanaan puncak Hari Guru Nasional ke-78. Jokowi menyebutkan bahwa profesi guru rentan untuk terkena stres lebih tinggi dibanding profesi lain di Indonesia. Sebanyak 59,90% guru mengalami stres sedang dan 5 % mengalami stres berat dalam menjalankan kegiatan pembelajaran (Fathonah dan Renhoran, 2021). Tingkat stres guru disebabkan oleh tiga hal pokok yaitu pergantian kurilulum, perilaku murid yang cenderung tidak baik, dan belum beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Hal ini menandakan bahwa merawat kesehatan mental guru menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan dan ditangani dengan tepat.

Polis merupakan akronim dari program healing berbasis literasi yang dapat menjadi alterantif solusi untuk merawat kesehatan mental guru. Healing merupakan suatu proses menyembuhkan diri dari luka batin. Luka batin hanyalah sebuah peristiwa. Setiap peristiwa dapat disikapi dengan bijaksana. Literasi ada kaitannya dengan healing. Literasi dengan membaca dapat menyembukan pikiran dan hati yang galau. Otak perlu nutrisi jiwa agar selalu fresh dan sehat. Pada dasarnya healing untuk berliterasi dapat dilakukan dengan niatan yang berasal dari dirimu. Healing berbasis literasi membuat guru dapat mengendalikan pikiran dan emosi. Saat guru melakukan kegiatan yang nyaman dan memperhatikan diri sendiri dapat berdampak baik pada kesehatan fisik dan mental. 

Pentingnya program healing berbasis literasi ini yaitu muncul kesadaran mendasar tentang pentingnya kemajuan pendidikan di Indonesia, pemerintah dan masyarakat sadar akan keunggulan individu, dan faktor pendukung seperti komunitas-komunitas yang bersemangat menumbuhkan kegiatan dan budaya literasi di lingkungan pendidikan dan masyarakat. Healing berbasis literasi mempunyai beberapa manfaat yaitu memperluas wawasan dan pengetahuan, membantu mengambil keputusan, memperkaya kosakata, melatih fokus dan konsentrasi, serta mengasah kemampuan menangkap informasi juga meningkatkan kreativitas guru sehingga terhindar dari stres dan kesehatan mental selalu terrawat dan sehat. 

Referensi:

Fathonah, S., & Renhoran, C.R. (2021). Gambaran Tingkat Stres Guru Madrasah Aliyah di 

Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan Islam, 12 (1), 57-70.

Surya, M. (2015). Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta


Penyunting: Putra

8

0

Komentar (8)

wahib irfanudin

Dec 17, 2023

Amazing bu 🙏🙏🙏 Semoga terus menginspirasi 😇😇

Kartika Yunita Saputri, S.Pd., M.Pd

Dec 17, 2023

terimakasih 🙏

Balas

Yuvita Dela Carolina

Dec 17, 2023

Berat nih buat saya healingnya disuruh literasi. Hehe.. tapi keren artikelnya Bu.

Kartika Yunita Saputri, S.Pd., M.Pd

Dec 17, 2023

masyaAllah, terimakasih ibu Yuvita sudah berkenan membaca tulisan sederhana ini 🙏

Balas

mei

Dec 01, 2023

semangat katanya

Kartika Yunita Saputri, S.Pd., M.Pd

Dec 17, 2023

terimakasih yaa nak..

Balas

Lihat Komentar Lainnya

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Fungsi dan Manfaat Blog Bagi Guru

Edy Samsul

Jul 06, 2022
1 min
Taqwa adalah Obat Mental bagi Kesehatan Guru

M. Wazir Aljihad

Nov 23, 2023
3 min
Mengenal Roblox, Media Pembelajaran Terbarukan di Era Digital
4 min
Menjaga Keseimbangan Kesehatan Mental Guru di Tengah Perubahan Kurikulum

Taufik Amin, S.Pd

Nov 28, 2023
12 min
Pentingnya Supervisi Guru untuk Meningkatkan Kompetensi
2 min
Kahoot! Edukasi sebagai Pendukung Kecakapan Abad 21
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB